Kenyamanan seseorang sewaktu mengakses aplikasi (web atau mobile), jadi faktor utama yang akan menentukan kepuasannya.
App developer berkewajiban untuk bisa memenuhi hal tersebut. Kepuasan user akan mempengaruhi keberhasilan bisnis.
Nah, semua hal tersebut masuk dalam ranah UX (User Experience).
Mengenal Pengertian UX (User Experience)
User experience adalah pengalaman yang dihasilkan oleh suatu aplikasi bagi usernya. Pengalaman tersebut berkaitan dengan perasaan yang dialami pengguna saat berinteraksi dengan aplikasi.
UX sering disandingkan dengan UI. Umumnya disebut dengan UI/UX Design. Apakah keduanya sama?
UX design merupakan proses desain dengan melakukan pendekatan pada pengguna. Dengan demikian, produk (dalam hal ini aplikasi) yang diciptakan bisa memenuhi kebutuhan dan kenyamanan pengguna.
Elemen user experience diantaranya: Fitur, struktur desain, aspek visual, navigasi, aspek action yang menghadirkan interaksi dinamis, copywriting, dll.
Nah, UI adalah bagian dari UX. Cakupan user interface atau UI berhubungan dengan aspek visual: tombol, field, bentuk teks, gambar, layout, transisi, dll. Hal ini berkaitan dengan bagaimana aplikasi tersebut terlihat seperti apa di sisi user.
Jadi sudah paham ya, bahwa UX dan UI memang saling berkaitan, tapi pada prinsipnya adalah hal yang berbeda.
Prinsip Dasar UX
UX dihasilkan dari suatu perjalanan holistik yang dilalui user saat menggunakan aplikasi.
Hal tersebut tidak hanya berkaitan dengan interaksi yang dihasilkan. Tapi juga kecocokan user dengan proses penyelesaian tugas yang dilakukan aplikasi, secara keseluruhan.
- Apakah penampilannya nyaman di mata user,
- Apakah aplikasi mudah dioperasikan oleh user,
- Seberapa mudah navigasinya bagi user,
- Apakah fiturnya mudah dipahami user,
- Seberapa relevan kontennya dengan kebutuhan user,
- Apakah aplikasinya bisa memberi solusi bagi user,
- dll.
Dari situ bisa Anda lihat, bahwa setidaknya ada 3 prinsip dari UX yaitu:
1. Prinsip Kegunaan
Desainer harus paham bahwa pengguna biasa memiliki pemahaman yang berbeda dengan para desainer. Desainer harus bisa mengacu pada kebutuhan user dan memenuhi hal tersebut.
User juga tidak ingin dibuat berpikir saat menggunakan suatu aplikasi. Saat menggunakan aplikasi Anda tentu ingin dimudahkan. Jika dipaksa untuk berpikir lagi dan dipersulit saat menggunakannya, Anda pasti tidak nyaman.
UX designer harus bisa merancang user experience mudah dipelajari, mudah diingat cara mengoperasikannya, efektif, efisien, menyenangkan dan nyaman saat digunakan.
2. Prinsip Psikologis
UX designer harus paham siapa user dari aplikasi yang sedang dikembangkan.
Setiap user biasanya diklasifikasikan berdasarkan karakteristik tertentu: Jenis kelamin, usia, status ekonomi, status sosial, domisili, dll.
Berdasarkan karakteristik tersebut, perlu dipahami karakter psikologisnya. Psikologis pengambilan keputusannya juga perlu dipahami.
3. Prinsip Desain Visual
Hal ini berkaitan dengan tampilan. Bagaimanapun, aspek visual sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna.
Prinsip desain visual meliputi: proporsi, keseimbangan, movement, positive & negative space.
Konsistensi dalam desain juga jadi hal penting. Look and feel pada tiap halaman yang berbeda harus tetap serupa.
Goal dari UX yang baik adalah membantu user “melakukan hal yang mereka inginkan” sewaktu berinteraksi dengan aplikasi. Sampai user mendapatkan pengalaman dengan emosi positif. Semakin kuat emosinya, semakin baik UX-nya.
Seperti apa UX yang Baik
Seperti apakah UX yang baik? Menjawab pertanyaan ini adalah hal yang sulit. UX yang baik dan tidak baik sangat sulit didefinisikan secara pasti.
Faktanya, UX berkaitan dengan pengalaman pengguna, dan ini sangatlah subyektif. Setiap orang akan memiliki persepsi masing-masing.
Itulah sebabnya, seorang UX designer perlu memahami siapa usernya.
Meskipun kami tidak bisa mendefinisikan secara eksplisit seperti apa suatu UX yang baik, ada suatu pedoman yang bisa sama-sama dipegang.
Sebuah pedoman yang akan membantu kita mengevaluasi UX, apakah itu cukup baik atau tidak.
Daftar Heuristik dari Nielsen Norman Group
Berfokus pada desain UI berbasis penelitian, Don Norman and Jakob Nielsen dari Norman Group mengumpulkan sejumlah pengetahuan tentang apa yang membuat suatu UX bisa sukses dari sisi desain visual.
Dari situ dihasilkan daftar heuristik sebagai berikut:
- Visibilitas status dari sistem. User harus senantiasa diberitahu mengenai apa yang sedang terjadi. Informasi tersebut harus disampaikan dalam jangka waktu sewajarnya. Hal ini akan membantu user dalam membuat keputusan.
- Kecocokan antara sistem dengan dunia nyata. User tidak butuh jargon teknis. Antarmuka harus bisa selaras dengan terminologi dan bahasa yang familiar dengan user.
- Kontrol & kebebasan bagi user. User merupakan pemegang kendali. Kesalahan sangat mungkin terjadi. Berikan jalan keluar, bisa berupa tombol undo atau exit untuk membatalkan suatu operasi.
- Konsistensi dan standar yang jelas. User cukup mudah memahami suatu pola. Terapkan pola tersebut secara konsisten pada berbagai halaman.
- Mencegah kesalahan. Mencegah tentu lebih baik daripada memperbaiki. Sebelum terjadi error, bisa ditampilkan pesan peringatan.
- Rekognisi, alih-alih keteringatan. Minimalisir user untuk mengingat suatu fungsi. Bisa dilakukan dengan membuat elemen, action, dan opsi yang terlihat langsung oleh user.
- Fleksibilitas dan efisiensi bagi penggunaan. Pengguna pemula dan sudah berpengalaman harus bisa diakomodasi masing-masing kebutuhannya.
- Desain yang estetik dan minimalis. User jangan sampai terbebani dengan informasi yang tidak perlu. Desain harus dijaga tetap esensial, minimalis, dan jelas bagi user.
- Membantu user untuk mengenali, mendiagnosis, hingga memulihkan error. Kesalahan pasti terjadi, user butuh diberitahu apa yang menyebabkan kesalahan, dan bagaimana memperbaiki situasi tersebut. Sampaikan dengan bahasa sederhana.
- Bantuan dan dokumentasi. User butuh akses terhadap fitur bantuan dan dokumentasi saat dibutuhkan.
Peter Morville’s UX Honeycomb

Berikut adalah beberapa aspek pada UX Honeycomb dari Peter Morville yang secara tidak langsung mendefinisikan sifat dari user experience yang baik:
- Useful/Berguna. Terkait hal ini, seorang UX designer bisa mengajukan pertanyaan, apakah aplikasi yang dibuat benar-benar berguna? Apakah aplikasi tersebut bisa membantu user memenuhi tujuannya?
- Usable/Dapat digunakan. Aplikasi harus bisa beroperasi dengan baik dan mudah digunakan oleh target user.
- Desirable/Diinginkan. Bisa digunakan adalah satu hal. Diinginkan adalah hal lain lagi. Aplikasi harus bisa menghadirkan pengalaman yang diinginkan user.
- Findable/Mudah ditemukan. Tersesat sangat tidak menyenangkan. Jangan sampai user tersesat dengan navigasi yang membingungkan.
- Accessible/Mudah diakses. Aplikasi harus mudah diakses oleh berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan.
- Credible/Kredibel. Internet sangat rawan dengan penipuan. Kredibilitas sangat dibutuhkan untuk meyakinkan user supaya mereka merasa aman.
- Valuable/Bernilai. Suatu aplikasi harus memiliki suatu value atau nilai yang melekat padanya. Hal itulah yang membuat user akan kembali lagi.
Mengkombinasikan daftar heuristik dari Nielsen Norman Group dan UX Honeycomb dari Peter Morville bisa membantu Anda mendefinisikan seperti apa desain UX yang baik.
Mengapa suatu aplikasi butuh UX yang baik? Jawabannya akan disampaikan di bawah ini.
Mengapa UX Penting bagi Aplikasi?
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa diperlukan user experience pada sebuah aplikasi:
- Meningkatkan Efisiensi & Produktivitas Kerja
UX berperan penting bagi efisiensi dan produktivitas kerja. Aplikasi dengan UX yang baik akan membantu user bisa melakukan pekerjaan dengan lebih cepat dan produktivitasnya bisa didongkrak.
- Kepuasan User
Saat menggunakan sebuah aplikasi, user ingin dibantu dan dimudahkan. UX berperan krusial dalam hal ini.
UX yang baik akan menghasilkan aplikasi yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Saat user merasa dimudahkan dan tujuannya bisa tercapai berkat bantuan aplikasi tersebut, user akan merasa puas.
- Loyalitas User
UX berhubungan erat dengan pengalaman user.
User yang merasakan pengalaman menyenangkan dan berhasil dipuaskan akan jadi pengguna yang loyal.
Besar kemungkinan, mereka akan kembali menggunakan aplikasi. Bahkan, mereka tidak akan segan-segan merekomendasikan aplikasi pada rekan-rekannya.
Pengguna yang loyal ini berarti penting bagi perkembangan bisnis.
- Meningkatkan Konversi
User yang loyal adalah angka yang tidak bisa dikesampingkan.
Semakin banyak user yang loyal dengan aplikasi, konversi kunjungan jadi sebuah keuntungan bisa ditingkatkan. Bisnis bisa berjalan dengan baik jika perputaran keuntungannya jelas.
Itu masih segelintir alasan, mengapa UX sangat penting bagi sebuah aplikasi. Tentu masih ada banyak alasan lainnya.
Hal itu setidaknya bisa jadi gambaran bahwa dalam app (web atau mobile) development UX adalah faktor penting yang harus dipikirkan.
Desain UX: Kenyamanan User yang Mendongkrak Bisnis
Di era modern ini, UX jadi hal yang tidak bisa dilepaskan dalam app development.
Desain UX akan mempengaruhi kenyamanan user. Hal itulah yang kemudian akan mempengaruhi kepuasan user terhadap aplikasi yang dikembangkan.
Suatu desain UX yang baik setidaknya berhasil memenuhi karakteristik berikut: Bisa menjalankan fungsinya dengan baik, memiliki tampilan yang nyaman, dan mudah dioperasikan.
Hal-hal itu, secara umum akan menciptakan suatu pengalaman bagi user. UX yang baik akan menghasilkan emosi positif bagi mayoritas user.
2 thoughts on “Apa itu User Experience? Mengapa itu Penting?”
UX ternyata kuncinya. thanks min
terima kasihh ilmunyaaa miin, jadi lebih tauu tentang ux itu sendiriii