Apa itu Viral Marketing?
Viral marketing adalah strategi pemasaran dengan menghadirkan suatu konten tertentu yang berpotensi menyebar secara luas. Konten tersebut harus bisa menggerakkan orang-orang untuk menyebarkan atau membicarakannya.
Targetnya adalah membuat konten tersebut bisa menyebar seperti virus. Sampai pada akhirnya, publik secara luas bisa mengetahuinya. Dengan kata lain, audiens yang bukan jadi sasaran pun bisa mengetahui konten atau pesan tersebut.
Sejak sosial media jadi gaya hidup, konten viral jadi semakin lazim. Biasanya, awal mula penyebaran konten viral berasal dari sosial media.
Bagaimana Viral Marketing Bekerja?
Anda tentu sering melihat konten promosi yang viral. Tapi apakah Anda tahu bagaimana viralitas bisa terjadi?
Dalam banyak kasus, viralitas terjadi secara tidak sengaja. Hal tersebut tidak direncanakan untuk viral, tapi tiba-tiba jadi bahan omongan.
Ada juga perusahaan yang merencanakan terjadinya viralitas.
Perusahaan akan mengembangkan suatu konten yang unik. Konsepnya harus benar-benar tampak menonjol sehingga orang-orang merasa heran, aneh, bertanya-tanya, dan tergerak menyebarkannya.
Kontennya bisa berformat digital seperti video, meme, gambar, dll. Tapi bisa juga berformat non digital seperti baliho.
Untuk format non digital, tetap harus ada penyebaran di media sosial.
Hal itu akan bergantung pada respon orang-orang yang melihatnya langsung. Orang-orang tersebut harus tergerak untuk memfoto atau membuat video dan menyebarkanya di media sosial.
Strategi pendistribusian kontennya terdiri dari 2 tipe: terbuka (the shown) dan tersembunyi (the concealed).
Untuk tipe pertama, identitas brand terbuka sejak awal. Jadi, orang-orang sudah tahu bahwa konten tersebut merupakan materi iklan.
Sedangkan untuk tipe kedua, perusahaan akan menyembunyikan identitas brand pada awalnya. Setelah pesan mencapai titik klimaks penyebarannya, pihak perusahaan baru mengungkap identitas brand.
Pihak perusahaan biasanya mengajak kerjasama influencer untuk membantu penyebaran konten supaya viral.
Contoh Viral Marketing
Ada beberapa contoh viral marketing yang pernah terjadi di Indonesia. Kami akan mengulas beberapa.
1. Iklan Indoeskrim “Kisah Legenda Nusantara”
Iklan ini sempat viral di tahun 2017. Awalnya, tidak ada yang menyangka bahwa itu adalah iklan es krim.
Dimas Djay membuat iklan ini dengan sangat unik. Dia mengusung konsep sinetron kolosal a la Indosiar dengan sedikit bumbu absurditas.
2. Baliho Lazada Terbalik
Pihak Lazada sengaja memasang baliho ini secara terbalik. Hal itu membuat orang-orang yang melintas jadi heran.
Ada banyak orang yang mengambil foto dan video dari baliho tersebut, kemudian mempertanyakannya di sosial media.
Hal itu ternyata merupakan campaign pihak Lazada yang sedang memberikan diskon besar-besaran di mana diskon itu seakan-akan membuat dunia terbalik.
3. Sisca Soewitomo Pensiun – Iklan Gojek

Pada Agustus 2020 publik sempat heboh dengan unggahan di atas. Orang-orang berspekulasi bahwa Sisca Soewitomo akan pensiun. Ternyata itu hanyalah prank.
Unggahan itu merupakan set up menuju iklan Gojek.
4. Campaign Gopay – Pevita Ditembak, JoTa Bertindak
Sejak pertama kali muncul teaser-nya, iklan Gopay ini sudah menggemparkan.
Animasi dengan konsep cyberpunk masih cukup jarang. Selain itu, production value-nya juga mengagumkan.
Pada saat rilis, iklan ini berhasil mencapai 10 juta penonton dalam waktu singkat.
Tips untuk Mengoptimalkan Strategi Viral Marketing
Anda sudah melihat beberapa contoh viral marketing di atas. Semuanya adalah contoh viral marketing yang terencana dan bekerja dengan cukup baik.
Contoh-contoh di atas sangat memikirkan setiap aspek. Tidak heran jika campaign-nya bisa berhasil.
Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk mengoptimalkan strategi viral marketing.
#1. Memetakan Target Audiens
Setelah berjalan, konten viral memang bisa menjangkau orang-orang yang bukan termasuk target audiens.
Tapi pada perencanaannya, Anda tetap harus memetakan target audiens-nya.
Target audiens itu nantinya akan jadi penggerak penyebaran konten.
Pemetaan audiens juga akan mempengaruhi banyak hal seperti model konten yang relevan, platform yang akan dimanfaatkan, lokasi (untuk konten non digital), dll.
#2. Mengoptimalkan Tools Analytics
Tools analytics ini berguna untuk membaca dan menganalisis data. Untuk memetakan target audiens, Anda bisa menggunakan tools analytics ini.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakannya untuk menganalisis tren, memetakan KOL (key opinion leader) atau influencer, tipe konten, dll.
Kegunaan tools analytics harus benar-benar Anda optimalkan.
Keberhasilan viral marketing sangat bergantung pada analisis data yang Anda lakukan.
#3. Membuat Konten yang Memiliki Muatan Emosional
Konten adalah salah satu ujung tombak pada viral marketing. Membuat sesuatu yang unik dan menarik saja masih belum cukup. Konten tersebut juga harus memiliki muatan emosional.
Contoh muatan emosional misalnya: menyenangkan, menggelikan, mengharukan, mengherankan, memuakkan, dll.
Muatan emosional itulah yang bisa menggerakan seseorang untuk menyebarkan konten.
#4. Membuat Konsep yang Out of The Box
Untuk bisa membuat konten Anda jadi viral, Anda butuh konsep yang out of the box.
Anda bisa melihat bagaimana Dimas Djay membuat iklan Indoeskrim. Bukan hanya temanya yang unik, Dimas juga menghadirkan elemen-elemen absurd seperti handphone jaman kerajaan.
Contoh lainnya adalah iklan Ramayana yang menghadirkan ibu-ibu qasidahan. Elemen out of the box dari iklan ini adalah kepala milik salah satu ibu-ibu yang keluar dari rice cooker.
Untuk bisa menciptakan hal semacam itu, Anda harus terus mengasah kreativitas dan mengkonsumsi banyak referensi.
#5. Menerapkan Strategi Trend Jacking
Trend jacking adalah sebuah metode pemasaran dengan cara mendompleng atau menunggangi tren.
Pandji juga melakukan hal ini. Pada saat itu sedang masa politik. Alih-alih menabrak tren tersebut, Pandji memanfaatkannya untuk menjalankan viral marketing.
Contoh lainnya adalah Shopee yang membuat jingle iklan seperti lagu Baby Shark.
#6. Optimasi Hashtag
Hashtag sangat berperan penting dalam strategi viral marketing. Faktanya, hashtag bisa membantu Anda melacak penyebaran campaign.
Hashtag juga perlu Anda rancang dengan baik. Kata-katanya harus sederhana dan mudah untuk orang-orang ingat.
#7. Bekerjasama dengan Influencer
Anda sangat butuh peran influencer untuk menyukseskan strategi viral marketing. Orang-orang ini memiliki followers yang cukup besar. Apapun yang ia respon, kemungkinan besar akan “dimakan” oleh para pengikutnya.
Dari situlah penyebaran konten bisa terjadi secara lebih masif.
Tapi, pastikan untuk bekerjasama dengan influencer yang tepat. Pilih influencer yang masih bersinggungan dengan industri yang Anda geluti.
Viral Marketing: Efektif Meningkatkan Brand Awareness
Banyak perusahaan dan pelaku bisnis yang berusaha menjalankan strategi ini.
Jika berhasil, viral marketing cukup efektif untuk meningkatkan kesadaran orang-orang terhadap campaign yang Anda usung. Tidak hanya itu, brand awareness juga berpotensi untuk meningkat.
Strategi ini berpusat pada media internet. Penyebarannya akan bertumpu pada media sosial.
Tapi, Anda juga bisa mengkombinasi dengan konten offline seperti baliho.
Untuk menyukseskan viral marketing, Anda membutuhkan konten yang powerful.
Sebuah konten yang unik, konsepnya berbeda dari biasanya, memiliki muatan emosional dan bisa memicu orang-orang untuk melakukan share atau membahasnya di keseharian.
Baca juga:
- Apa itu Marketing? Fungsi & Contoh Strategi Marketing
- Apa itu Digital Marketing? Taktik & Manfaatnya untuk Bisnis Anda
- Apa itu Marketing Mix? Kenali Konsep 7P Marketing Mix