Apa itu Brand Equity? Manfaat, Cara Membangun & Contohnya

Brand equity atau ekuitas merek sangat penting dalam proses membangun bisnis. Hal ini berkaitan erat dengan value yang lebih tinggi dibanding kompetitor.

Brand dengan value yang lebih tinggi pasti lebih mudah diingat. Hal tersebut berpotensi mendapatkan konsumen yang lebih banyak dan lebih setia.

Orang-orang secara umum masih kurang paham dengan istilah ini. Artikel ini akan membahas brand equity mulai dari definisi, komponen pembentuknya, cara membangunnya hingga contoh-contohnya.

3.2/5 - (5 votes)

Apa itu Brand Equity?

Brand Equity adalah salah satu istilah dalam dunia marketing yang merujuk pada value dari sebuah merek atau brand. Persepsi konsumen menetapkan value brand.

Pihak perusahaan bisa membangun brand equity pada produk mereka. Perusahaan akan membuat brand memiliki value lebih. Persaingan dengan kompetitor bisa dimenangkan

Hal utama yang perlu diciptakan adalah produk yang unggul dan berkualitas. Perusahaan juga harus menerapkan strategi tertentu supaya brand mudah dikenali dan diingat oleh konsumen.

Ketika brand equity positif berhasil diciptakan, merek tersebut akan jadi top of mind para konsumen. Konsumen bahkan rela membayar lebih pada merek tersebut. Meski ada merek lain yang kualitasnya serupa dan harganya lebih murah, konsumen akan tetap loyal.

Contoh Brand Equity

Apakah Anda cukup paham tentang definisi brand equity di atas? Untuk lebih memudahkan pemahaman Anda, akan kami ulas beberapa contohnya. Contoh brand equity adalah sebagai berikut:

1. Aqua

Apakah merek air mineral yang jadi top of mind di benak Anda?

Tentu bukan Total, Aguaria apalagi Pandan dong. Pasti nama pertama yang Anda pikirkan adalah Aqua. 

Bahkan ketika ingin membeli air mineral di warung, Anda pasti bertanya, “Ada Aqua?”

Jika membicarakan contoh brand equity Aqua, hasilnya akan cukup mencengangkan.

Saat ini sudah ada lebih dari 500 perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Pada Top Brand Index fase 2 pada tahun 2020, Aqua ada di urutan pertama kategori AMDK. Contoh brand equity Aqua. 

Aqua berhasil mendapatkan Top Brand Index sebesar 61,5%. 

Predikat ini menunjukan bahwa kepercayaan masih tetap tinggi terhadap brand tersebut. Dari tahun 2015, Aqua bahkan selalu menduduki posisi pertama Top Brand Index kategori AMDK.

Nama brand, logo dan kualitasnya sudah jadi satu kesatuan yang padu hingga bisa menghasilkan brand equity yang optimal.

2. Apple

Apple adalah salah satu brand teknologi yang pamornya selalu konsisten dari tahun ke tahun. Valuenya masih tetap positif di mata masyarakat.

Tak heran jika cewek-cewek lebih pede untuk selfie di kaca dengan iPhone daripada produk Xiaomi.

Value Apple tidak turun. Apple masih bertahan dengan gempuran brand lain yang menawarkan harga lebih murah. Apple bahkan masih konsisten dengan berbagai inovasi dan keandalan produknya. 

Pengguna setia produk Apple juga akan sulit bergeser karena ekosistemnya yang memudahkan dan terintegrasi dengan sangat baik.

Perusahaan Apple memiliki nilai mencapai $ 703,5 M. Dari keseluruhan nilai tersebut, 30% nya atau $ 234 M berasal dari nilai merek. Baik itu merek Apple maupun turunannya seperti iPhone, Mac,  iCloud, dll.

3. Google

Jika berbicara tentang mesin pencari, Google pasti jadi top of mind orang-orang. Orang-orang yang tidak terlalu mendalami teknologi, mungkin hanya mengetahui Google semata. 

Brand equity Google bahkan ada di taraf yang cukup ekstrim. Google menguasai 90% pasar dunia. 

Tapi hal tersebut memang layak bagi Google. Pasalnya, Google jadi satu-satunya mesin pencari yang terus meningkatkan kemampuan pencariannya. 

Google juga terus melengkapi diri dengan banyak fitur penunjang yang cukup andal. Sebut saja Gmail, Google Drive, Google Docs, dll.

Hal itulah yang membuat orang-orang susah lepas dari Google. 

Sebenarnya apa yang membuat contoh di atas memiliki brand equity positif? 

Secara teori, brand equity terbentuk dari beberapa komponen, diantaranya: brand awareness, perceived quality, brand associations, & brand loyalty.

4 Komponen Brand Equity

Brand
Sumber: qandaconsulting.info

Berikut ini adalah penjelasan tentang 4 komponen pembentuk brand equity.

1. Brand Awareness

Brand awareness adalah tingkat pengenalan konsumen terhadap suatu brand. Sederhananya, hal ini berkaitan dengan seberapa familiar konsumen terhadap suatu brand. 

Jadi, ketika ditanya merek dari suatu produk, brand tersebut jadi salah satu yang diingat.

Upaya perusahaan untuk meningkatkan brand awareness adalah dengan melakukan produk placement di berbagai tempat.

Ketika konsumen sudah akrab, harapannya ada dorongan untuk membeli produk dari brand tersebut.

2. Perceived Quality

Pada saat membeli suatu produk, Anda pasti memiliki kesan terhadap produk tersebut. Bagaimana kualitas produk dari merek tersebut? Apakah Anda cocok dengan merek tersebut? 

Tidak hanya Anda, setiap konsumen pasti juga memiliki kesan.

Perceived quality adalah persepsi atau kesan konsumen terhadap kualitas produk dari suatu merek dan keunggulan yang ditawarkan.

3. Brand Associations 

Brand association adalah hal-hal yang diasosiasikan oleh pelanggan terhadap sebuah merek. Hal ini terbangun dari pengenalan brand dan testimoni konsumen mengenai produknya.

Contohnya adalah brand Apple. Saat mendengar nama brand ini, Anda tentu tidak akan menganggapnya sebagai produk buah apel. Anda pasti mengasosiasikan brand tersebut dengan produk teknologi seperti smartphone, laptop, dll.

Ketika diminta menjelaskan mengenai brand Apple, hal-hal yang diasosiasikan secara umum adalah harganya mahal, berkelas, produk andal, dll. 

Hal ini berkaitan erat dengan brand positioning. Apa itu brand positioning? Brand positioning adalah kesan unik yang ingin diciptakan perusahaan terhadap brand yang diluncurkannya.

Contohnya adalah Emina. Emina merupakan suatu merek skin care yang ditujukan secara spesifik untuk perempuan usia remaja. 

4. Brand Loyalty

Apa itu brand loyalty? Brand loyalty adalah komitmen konsumen yang kuat untuk berlangganan. Brand loyalty mengacu pada kesetiaan konsumen terhadap produk dari suatu merek.

Hal ini terbentuk dari kesan positif yang didapatkan secara terus menerus ketika menggunakan produk dari brand tersebut. 

Ketika konsumen sudah sangat setia, mereka akan susah bergeser ke produk lain meski diiming-imingi harga murah dan lain sebagainya. 

Mengapa Brand Equity Penting? Apa Keuntungannya? 

Perusahaan berlomba-lomba membangun brand equity yang positif. Ketika bisa mencapai hal tersebut, ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan. 

  • Membangun loyalitas pelanggan. Brand equity yang positif, pada tingkatan yang cukup tinggi, bisa menjaga kesetiaan pelanggan. 
  • Konsumen lebih toleran. Layaknya Anda menjalani hubungan. Ketika sudah benar-benar sayang, kesalahan pasangan pasti dimaafkan. Sebagai catatan, jika kepuasan pelanggan terus menurun, brand equity juga bisa terjun bebas.
  • Harga premium. Pelanggan rela mengeluarkan harga lebih mahal karena percaya dengan brand tersebut. Dengan demikian, perusahaan bisa mendapat margin keuntungan lebih tinggi.
  • Meningkatkan customer retention. Artinya, konsumen akan tertarik menggunakan produk-produk lain yang dikeluarkan brand yang dia percaya. Misalnya pengguna iPhone yang percaya pada brand Apple, dia pasti akan terdorong untuk membeli Mac, iPod, dll.
  • Menarik karyawan berkualitas. Brand equity jadi salah satu faktor yang membuat orang-orang tertarik mendaftar kerja di suatu perusahaan. Tingginya minat pelamar kerja membuat perusahaan lebih leluasa menjaring SDM berkualitas untuk dipekerjakan.
  • Menjaga kelangsungan perusahaan. Brand equity bisa meningkatkan revenue. Hal tersebut akan menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Dengan catatan, perusahaan selalu terbuka dengan pembaruan.

Jadi, mengapa brand equity sangat penting? Hal-hal di atas seharusnya bisa cukup menjelaskan alasannya. 

Jika Anda ingin membangun bisnis, jangan lupa perhatikan brand equity juga. Tapi, Anda harus sabar dengan prosesnya. Pasalnya membangun brand equity tidaklah mudah dan butuh waktu lama. 

Bagaimana Cara Membangun Brand Equity?

Anda yang ingin membangun brand equity bisa mengikuti beberapa tahapan berikut ini:

Step #1. Membangun Identitas Brand

Pada step pertama ini, Anda harus membangun identitas brand yang cukup kuat. Hal tersebut berkaitan dengan nama brand, logo, warna, font, dll. 

Identitas brand dibuat sejalan dengan produk yang ingin diusung. Selain itu juga harus sesuai dengan tipe konsumen yang jadi target.

Step #2. Komunikasikan Value Brand

Identitas brand harus mempertimbangkanngkan value yang diusung. 

Konsumen biasanya lebih mudah membangun ikatan terhadap suatu brand yang mengusung value sama dengan value yang dia pegang.

Misalnya seorang konsumen pecinta lingkungan akan lebih mudah terikat dengan sebuah perusahaan yang mengusung value ramah lingkungan.

Step #3. Bangun Persepsi Positif pada Konsumen

Persepsi positif berkaitan erat dengan kualitas produk. 

Percuma jika identitasnya kuat tapi kualitas produknya tidak memuaskan konsumen.

Produk yang berkualitas bisa mempertahankan brand equity lebih lama.

Step #4. Terapkan Strategi Marketing yang Tepat

Setiap industri butuh pendekatan marketing yang berbeda-beda. Hal tersebut juga berkaitan erat dengan karakteristik konsumen yang jadi target market.

Maka dari itu, pastikan Anda memasarkan brand dengan strategi yang tepat. Pilih media yang efektif, buat iklan yang sesuai, hadirkan promo yang pas, dll.

Step #5. Bangun Ikatan dengan Konsumen

Libatkan konsumen dalam membuat keputusan. Misalnya pada saat membuat produk terbaru, Anda mempertimbangkan review konsumen dan apa yang mereka butuhkan.

Keinginan konsumen tidak bisa dipenuhi semuanya. Tapi setidaknya dengarkan konsumen pada saat mengembangkan sesuatu.

Hal itu memang cukup sulit untuk dicapai. Tapi ketika bisa tercapai, konsumen akan memiliki ikatan yang kuat dengan brand. Dengan demikian, loyalitas akan terbentuk lebih kuat.

Brand Equity: Meningkatkan Value untuk Menstabilkan Bisnis 

Brand equity merupakan bagian dari kegiatan marketing. Perusahaan membangun brand equity untuk meningkatkan value brand. Pada saat brand bisa mendapat value lebih, brand bisa jadi top of mind dan loyalitas konsumen bisa lebih terjaga.

Brand yang memiliki ekuitas tinggi akan lebih stabil dalam bisnisnya. Konsumen yang setia membuat penghasilan perusahaan lebih tinggi dan stabil. 

Membangun brand equity bukan perkara sederhana. Ada 4 komponen utama yang harus Anda perhatikan, yaitu: brand awareness, perceived quality, brand associations, & brand loyalty.

Pada saat mengembangkan brand equity, Anda juga harus memperhatikan banyak aspek.

Penutup

Supaya bisnis bisa sukses dan berjalan lebih stabil, Anda perlu membangun brand equity dengan serius. Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Tapi ingat, prosesnya cukup panjang dan sulit, Anda harus bersabar dan tetap persisten.

Semoga ulasan tentang brand equity di atas bisa bermanfaat dan jadi referensi berguna bagi Anda.

Baca juga:

Editor : Priangga

Related Post:
Picture of Jho

Jho

Saya akan berbagi tulisan tentang definisi apapun yang berkaitan dengan dunia hosting, domain dan website.

Leave a Comment

Content

Pilihan

Dapatkan layanan hosting unlimited murah dengan unlimited storage SSD, unlimited bandwith,litespeed webserver dan fitur unggulan lainnya di Jogjahost